Ketika sibuk bekerja, jangan sampai melupakan sholat. Karena sholat adalah tiang agama bagi seorang Muslim. Tak ada alasan meninggalkan sholat sesibuk apapun.
Kisah berikut ini bisa menjadi contoh bagi kita semua. Baru-baru ini, viral foto seorang pria sedang berdiri di bak truk tronton bermuatan peti kemas. Truk itu terparkir di tepi jalan, di bawah pohon rindang.
Dikutip dari Siakapkeli, foto tersebut diambil dari samping, menunjukkan pria muda mengenakan sarung kotak-kotak warna cokelat. Sedangkan baju yang dipakainya adalah t-shirt warna abu-abu.
Ternyata, pria itu sedang sholat di atas bak truk yang dikendarainya. Dia tidak lupa sholat meski sedang bekerja mengantarkan peti kemas ke tempat tujuan.
Foto tersebut viral setelah diunggah akun Facebook Galeri Lori dan Bas. " Jaga sholat karena di situ ada kejayaan. Kejayaan sebenarnya bukan dari berapa gaji kita tapi dari ketaatan kita sebagai hambaNya," tulis admin.
Banyak netizen memuji sikap pria yang merupakan sopir truk itu. " Semoga dipermudah segala urusan," tulis Mohd Nazir.
" Alhamdulillah, saya doakan dia dipermudah segalanya urusan," tulis Ros Lan.
Terbang dari Bosnia, Pria Difabel Ini Ingin Ucap Syahadat di Indonesia
Dream - Hidayah telah menyapa Zoran Ludgiv, 32 tahun. Difabel ini rela datang jauh-jauh dari Bosnia ke Indonesia untuk mengucap ikrar syahadat.
Zoran menjalani proses menjadi mualaf di bawah bimbingan Wakil Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Risman Mochtar. Pengucapan syahadat berlangsung di kantor PP Muhammadiyah Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa, 12 November 2019.
Zoran datang seorang diri dari negaranya, Bosnia-Herzegovina. Sebelumnya, difabel ini sempat menjalin komunikasi dengan salah satu pengurus Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bengkulu lewat Facebook.
" Beliau (Zoran) mengharapkan bantuan untuk masuk Islam," kata Risman, dikutip dari Muhammadiyah.id.
Menurut Risman, Zoran meminta sendiri prosesi pengucapan syahadat dilakukan di kantor PP Muhammadiyah Jakarta. Zoran tidak asing lagi dengan Jakarta karena sebelumnya pernah berkunjung.
" Semua, memakai biaya dari Zoran," kata Risman.
Zoran merupakan satu dari sekian banyak mualaf yang dibimbing Majelis Tabligh PP Muhammadiyah. Banyak mualaf dari Jepang, Korea, Belanda hingga Nigeria yang memeluk Islam lewat bantuan Muhammadiyah.
Sayangnya, kata Risman, belum ada database untuk mendata mereka. " Ini salah satu kekurangan dan kelemahan kita, semoga nanti bisa kita perbaiki," ucap dia.
Kisah Haru Mualaf Kena Tilang
Dream - Proses tilang yang dialami Saut Maruli Tua Aritonang dan istrinya, Meta Hutauruk, mengubah kisah hidup mereka. Karena razia itulah Saut mendapat pekerjaan baru.
Pasangan itu kena tilang karena tak mengenakan helm saat berkendara di Jalan Hangtuah-Duri, Kecamatan Mandau, Bengkalis, Riau. Setelah ditanya kelengkapan sudat-surat kendaraannya, ternyata mereka diketahui tidak membayar pajak.
" Dia memohon agar saya membebaskan dari tilang. Tentulah tidak bisa, saya tegaskan tetap ditilang," kata Kasat Lalu Lintas Polres Bengkalis, AKP Hairul Hidayat, dikutip dari Merdeka.com, Senin 11 November 2019.
Kepada Hairul, Saut mengaku sedang kesusahan secara keuangan dan sedang mencari kerja. Tapi, Hairul tidak yakin karena penampilan Saut yang rapi.
Sempat Emosi
Sesaat kemudian, Meta mendatangi Hairul sambil memohon agar tidak ditilang. Dia mengaku menemani sang suami untuk mencari pekerjaan.
Meta mengaku mualaf dan sedang hamil dua bulan. Dia bercerita mengenai kondisi keluarganya. Meta dan Saut baru menikah empat bulan lalu.
Ternyata, usut punya usut, Meta bercerita, pakaian yang dikenakan sang suami bukanlah miliknya. Pakaian itu meminjam milik saudara agar tampilan rapi saat melamar kerja.
Hairul yang iba kemudian menawarkan pekerjaan ke pasangan suami-istri tersebut. " Saya tawarkan kepada Meta, agar suaminya bekerja sama kita sebagai gharim mushola di Mapolres Bengkalis. Honornya saya lebihkan dari honor dia di tempat sebelumnya, tapi saya tilang," kata Hairul.
Mendengar tawaran itu, Meta menangis. Tapi, tangisan Meta membuat Saut emosi ke Hairul.
" Saya sadar, dia salah paham. Saya meminta agar istrinya menjelaskan kenapa dia menangis kepada Saut, tapi istrinya belum bisa ngomong dan masih terus menangis," kata dia.
Bekerja Sebagai Penjaga Masjid
Hairul kemudian menjelaskan tawaran kerja yang dia berikan ke Saut.
" Saya tawarkan kepada mereka, agar berangkat segera ke Bengkalis, untuk menjadi Garim di Mushola Dzikirullah. Karena di sana juga tidak ada garimnya," kata Hairul.
Keesokan harinya, Saut dan Meta diberangkatkan menuju Pulau Bengkalis dengan mobil anggota kepolisian. Mulai 5 November, Saut bekerja di musala itu dan mendapat tempat tinggal di mess Polres Bengkalis.
Sumber Artikel:
Kisah berikut ini bisa menjadi contoh bagi kita semua. Baru-baru ini, viral foto seorang pria sedang berdiri di bak truk tronton bermuatan peti kemas. Truk itu terparkir di tepi jalan, di bawah pohon rindang.
Dikutip dari Siakapkeli, foto tersebut diambil dari samping, menunjukkan pria muda mengenakan sarung kotak-kotak warna cokelat. Sedangkan baju yang dipakainya adalah t-shirt warna abu-abu.
Ternyata, pria itu sedang sholat di atas bak truk yang dikendarainya. Dia tidak lupa sholat meski sedang bekerja mengantarkan peti kemas ke tempat tujuan.
Foto tersebut viral setelah diunggah akun Facebook Galeri Lori dan Bas. " Jaga sholat karena di situ ada kejayaan. Kejayaan sebenarnya bukan dari berapa gaji kita tapi dari ketaatan kita sebagai hambaNya," tulis admin.
Banyak netizen memuji sikap pria yang merupakan sopir truk itu. " Semoga dipermudah segala urusan," tulis Mohd Nazir.
" Alhamdulillah, saya doakan dia dipermudah segalanya urusan," tulis Ros Lan.
Terbang dari Bosnia, Pria Difabel Ini Ingin Ucap Syahadat di Indonesia
Dream - Hidayah telah menyapa Zoran Ludgiv, 32 tahun. Difabel ini rela datang jauh-jauh dari Bosnia ke Indonesia untuk mengucap ikrar syahadat.
Zoran menjalani proses menjadi mualaf di bawah bimbingan Wakil Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Risman Mochtar. Pengucapan syahadat berlangsung di kantor PP Muhammadiyah Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa, 12 November 2019.
Zoran datang seorang diri dari negaranya, Bosnia-Herzegovina. Sebelumnya, difabel ini sempat menjalin komunikasi dengan salah satu pengurus Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bengkulu lewat Facebook.
" Beliau (Zoran) mengharapkan bantuan untuk masuk Islam," kata Risman, dikutip dari Muhammadiyah.id.
Menurut Risman, Zoran meminta sendiri prosesi pengucapan syahadat dilakukan di kantor PP Muhammadiyah Jakarta. Zoran tidak asing lagi dengan Jakarta karena sebelumnya pernah berkunjung.
" Semua, memakai biaya dari Zoran," kata Risman.
Zoran merupakan satu dari sekian banyak mualaf yang dibimbing Majelis Tabligh PP Muhammadiyah. Banyak mualaf dari Jepang, Korea, Belanda hingga Nigeria yang memeluk Islam lewat bantuan Muhammadiyah.
Sayangnya, kata Risman, belum ada database untuk mendata mereka. " Ini salah satu kekurangan dan kelemahan kita, semoga nanti bisa kita perbaiki," ucap dia.
Kisah Haru Mualaf Kena Tilang
Dream - Proses tilang yang dialami Saut Maruli Tua Aritonang dan istrinya, Meta Hutauruk, mengubah kisah hidup mereka. Karena razia itulah Saut mendapat pekerjaan baru.
Pasangan itu kena tilang karena tak mengenakan helm saat berkendara di Jalan Hangtuah-Duri, Kecamatan Mandau, Bengkalis, Riau. Setelah ditanya kelengkapan sudat-surat kendaraannya, ternyata mereka diketahui tidak membayar pajak.
" Dia memohon agar saya membebaskan dari tilang. Tentulah tidak bisa, saya tegaskan tetap ditilang," kata Kasat Lalu Lintas Polres Bengkalis, AKP Hairul Hidayat, dikutip dari Merdeka.com, Senin 11 November 2019.
Kepada Hairul, Saut mengaku sedang kesusahan secara keuangan dan sedang mencari kerja. Tapi, Hairul tidak yakin karena penampilan Saut yang rapi.
Sempat Emosi
Sesaat kemudian, Meta mendatangi Hairul sambil memohon agar tidak ditilang. Dia mengaku menemani sang suami untuk mencari pekerjaan.
Meta mengaku mualaf dan sedang hamil dua bulan. Dia bercerita mengenai kondisi keluarganya. Meta dan Saut baru menikah empat bulan lalu.
Ternyata, usut punya usut, Meta bercerita, pakaian yang dikenakan sang suami bukanlah miliknya. Pakaian itu meminjam milik saudara agar tampilan rapi saat melamar kerja.
Hairul yang iba kemudian menawarkan pekerjaan ke pasangan suami-istri tersebut. " Saya tawarkan kepada Meta, agar suaminya bekerja sama kita sebagai gharim mushola di Mapolres Bengkalis. Honornya saya lebihkan dari honor dia di tempat sebelumnya, tapi saya tilang," kata Hairul.
Mendengar tawaran itu, Meta menangis. Tapi, tangisan Meta membuat Saut emosi ke Hairul.
" Saya sadar, dia salah paham. Saya meminta agar istrinya menjelaskan kenapa dia menangis kepada Saut, tapi istrinya belum bisa ngomong dan masih terus menangis," kata dia.
Bekerja Sebagai Penjaga Masjid
Hairul kemudian menjelaskan tawaran kerja yang dia berikan ke Saut.
" Saya tawarkan kepada mereka, agar berangkat segera ke Bengkalis, untuk menjadi Garim di Mushola Dzikirullah. Karena di sana juga tidak ada garimnya," kata Hairul.
Keesokan harinya, Saut dan Meta diberangkatkan menuju Pulau Bengkalis dengan mobil anggota kepolisian. Mulai 5 November, Saut bekerja di musala itu dan mendapat tempat tinggal di mess Polres Bengkalis.
Sumber Artikel: