Meski kedua tangan hilang, Hatib (38), pria di Desa Kujangsari, Kecamatan Cileles, Kabupaten Lebak, Banten, tidak patah arang. Dia gunakan kaki dan memodifikasi cangkul untuk berkebun, agar dapat menghidupi anak istrinya.
Untuk menghidupi istri serta kedua anaknya yang masih sekolah, Hatib tetap semangat menanam pisang, sayuran serta buah lainnya yang bisa menghasilkan uang.
Sejak tahun 2017 Hatib mulai berkebun, setelah mengalami kecelakaan kerja yang menyebabkan kedua tangannya diamputasi.
"Tahun 2015 saya kecelakaan kerja, kesetrum. Tangan saya dan badan kena setrum juga. Tadinya kami tidak mau diamputasi. Tapi semakin hari semakin membusuk. Akhirnya diamputasi," kata Hatib kepada wartawan, Kamis (5/11).
Hatib mengatakan, usai kedua tangannya diamputasi, tidak lantas membuat dirinya menggantungkan kepada orang lain.
"Selain buka warung kecil-kecilan, saya juga berkebun gunakan sandal yang dimodifikasi jadi cangkul, " kata dia.
Dia tidak berharap banyak kepada pihak mana pun, dan hanya ingin meningkatkan produktivitas perkebunannya.
"Pengen sih punya tangan palsu. Tapi kalau tangan palsu biasa tidak bisa untuk aktivitas. Kecuali robotik," Jelasnya.
Faiz Faizal, relawan Laguna dan fesbukbanten yang merupakan relawan pendamping Hatib sejak awal mengatakan, pihaknya sedang mengupayakan membantu kebutuhan Hatib.
"Sementara kita fokus membantu dalam meningkatkan ekonomi Pak Hatib. Entah itu peralatan pertanian atau lainnya. Karena untuk tangan palsu yang robotik masih mahal. Satu buah kisaran 40-50 juta," Ujar Faiz.
Sumber Artikel:
Untuk menghidupi istri serta kedua anaknya yang masih sekolah, Hatib tetap semangat menanam pisang, sayuran serta buah lainnya yang bisa menghasilkan uang.
Sejak tahun 2017 Hatib mulai berkebun, setelah mengalami kecelakaan kerja yang menyebabkan kedua tangannya diamputasi.
"Tahun 2015 saya kecelakaan kerja, kesetrum. Tangan saya dan badan kena setrum juga. Tadinya kami tidak mau diamputasi. Tapi semakin hari semakin membusuk. Akhirnya diamputasi," kata Hatib kepada wartawan, Kamis (5/11).
Hatib mengatakan, usai kedua tangannya diamputasi, tidak lantas membuat dirinya menggantungkan kepada orang lain.
"Selain buka warung kecil-kecilan, saya juga berkebun gunakan sandal yang dimodifikasi jadi cangkul, " kata dia.
Dia tidak berharap banyak kepada pihak mana pun, dan hanya ingin meningkatkan produktivitas perkebunannya.
"Pengen sih punya tangan palsu. Tapi kalau tangan palsu biasa tidak bisa untuk aktivitas. Kecuali robotik," Jelasnya.
Faiz Faizal, relawan Laguna dan fesbukbanten yang merupakan relawan pendamping Hatib sejak awal mengatakan, pihaknya sedang mengupayakan membantu kebutuhan Hatib.
"Sementara kita fokus membantu dalam meningkatkan ekonomi Pak Hatib. Entah itu peralatan pertanian atau lainnya. Karena untuk tangan palsu yang robotik masih mahal. Satu buah kisaran 40-50 juta," Ujar Faiz.
Sumber Artikel: