Kasmini (64) warga Dusun Kali Tengah, Desa Tlobong, Kecamatan Delanggu, Klaten tak malu melakoni pekerjaan sebagai tukang tambal ban sepeda motor. Ibu tiga anak dan nenek 5 cucu ini menekuni profesinya sejak 31 tahun yang lalu.
"Saya mulai nambal ban sejak tahun 1989 atau 31 tahun. Awalnya suami saya yang nambal lalu saya belajar dan jika suami saya pergi, saya yang nambal," ungkap Kasmini ditemui detikcom di tepi Jalan Delanggu-Juwiring, Dusun Pacaran, Desa Tlobong, Kecamatan Delanggu, Sabtu (11/7/2020) siang.
Menurut Kasmini, bengkel tambal ban suaminya awalnya adalah bengkel sepeda kayuh. Namun sejak sepeda motor mulai marak, berganti menambal sepeda motor. "Sejak motor mulai banyak lebih banyak menambal ban sepeda motor. Dulu ongkos tambal ban hanya Rp 400 dan kini sudah Rp 10.000," lanjut Kasmini.
Dikatakan Kasmini, di awal belajar memang sulit tetapi karena terbiasa menjadi mudah. Namun itu juga tidak mesti mudah jika jenis ban beda. "Ada yang mudah dan ada yang susah tergantung jenis ban. Kita kan juga pakai teori jadi belajar pelan-pelan," jelasnya.
Puncaknya, lanjut Kasmini saat tahun 2000 suaminya sakit dan meninggal tahun 2005. Praktis yang meneruskan tambal ban adalah dirinya. "Setelah 2005 saya yang meneruskan usaha. Anak- anak usaha sendiri dan tidak ada yang melanjutkan nambal ban," sambung Kasmini.
Sejauh ini, jelas Kasmini tidak ada yang melarangnya meneruskan tambal ban. Jika pun dilarang juga tidak akan mau.
"Meskipun dilarang nambal anak dan cucu, saya juga tidak akan mau berhenti sebab ini untuk kegiatan. Selama saya masih bisa bergerak cari makan sendiri akan tetap nambal dan alhamdulillah hasilnya cukup untuk kebutuhan," ujar Kasmini.
Salah seorang warga, Aris Budianto mengatakan saat dirinya di bangku SD sekitar tahun 1988-1989 sudah melihat Kasmini menambal ban. Dulu bersama suaminya. "Sejak saya SD Mak Kasmini itu sudah nambal ban. Dulu di timur jalan," ungkap Aris kepada detikcom.
Menurut Aris bagi warga desanya,Kasmini sudah cukup dikenal. Bahkan dikenal sosok yang tangguh dan taat beribadah.
"Mak Kas itu rajin beribadah, mungkin itu mukjizat bisa menambal ban. Ini patut dicontoh sebagai motivasi orang muda karena seorang nenek dan seorang janda saja mau berusaha," pungkas Aris
"Saya mulai nambal ban sejak tahun 1989 atau 31 tahun. Awalnya suami saya yang nambal lalu saya belajar dan jika suami saya pergi, saya yang nambal," ungkap Kasmini ditemui detikcom di tepi Jalan Delanggu-Juwiring, Dusun Pacaran, Desa Tlobong, Kecamatan Delanggu, Sabtu (11/7/2020) siang.
Menurut Kasmini, bengkel tambal ban suaminya awalnya adalah bengkel sepeda kayuh. Namun sejak sepeda motor mulai marak, berganti menambal sepeda motor. "Sejak motor mulai banyak lebih banyak menambal ban sepeda motor. Dulu ongkos tambal ban hanya Rp 400 dan kini sudah Rp 10.000," lanjut Kasmini.
Dikatakan Kasmini, di awal belajar memang sulit tetapi karena terbiasa menjadi mudah. Namun itu juga tidak mesti mudah jika jenis ban beda. "Ada yang mudah dan ada yang susah tergantung jenis ban. Kita kan juga pakai teori jadi belajar pelan-pelan," jelasnya.
Puncaknya, lanjut Kasmini saat tahun 2000 suaminya sakit dan meninggal tahun 2005. Praktis yang meneruskan tambal ban adalah dirinya. "Setelah 2005 saya yang meneruskan usaha. Anak- anak usaha sendiri dan tidak ada yang melanjutkan nambal ban," sambung Kasmini.
Sejauh ini, jelas Kasmini tidak ada yang melarangnya meneruskan tambal ban. Jika pun dilarang juga tidak akan mau.
"Meskipun dilarang nambal anak dan cucu, saya juga tidak akan mau berhenti sebab ini untuk kegiatan. Selama saya masih bisa bergerak cari makan sendiri akan tetap nambal dan alhamdulillah hasilnya cukup untuk kebutuhan," ujar Kasmini.
Salah seorang warga, Aris Budianto mengatakan saat dirinya di bangku SD sekitar tahun 1988-1989 sudah melihat Kasmini menambal ban. Dulu bersama suaminya. "Sejak saya SD Mak Kasmini itu sudah nambal ban. Dulu di timur jalan," ungkap Aris kepada detikcom.
Menurut Aris bagi warga desanya,Kasmini sudah cukup dikenal. Bahkan dikenal sosok yang tangguh dan taat beribadah.
"Mak Kas itu rajin beribadah, mungkin itu mukjizat bisa menambal ban. Ini patut dicontoh sebagai motivasi orang muda karena seorang nenek dan seorang janda saja mau berusaha," pungkas Aris