Ingat Pemulung Muda yang Baca Al Quran di Emperan hingga Ditemui Syekh Ali Jaber? Inilah Impiannya

Ingat Pemulung Muda yang Baca Al Quran di Emperan hingga Ditemui Syekh Ali Jaber? Inilah Impiannya
Ingat Pemulung Muda yang Baca Al Quran di Emperan hingga Ditemui Syekh Ali Jaber? Inilah Impiannya

 


Instagram @syekh.alijaber

Nasib Akbar dulu pemulung membaca Al Quran di emperan diangkat oleh Syekh Ali Jaber

Pada bulan Ramadan, selain puasa umat muslim mengerjakan amalan-amalan sunah lainnya.

Satu di antaranya yaitu mengaji atau membaca Al Quran.

Seperti yang dilakukan oleh pemulung muda ini.

Meski sibuk mencari rongsokan, ia menyempatkan waktu untuk membaca Al Quran di sela-sela waktunya.

Kisahnya tersebut dulu sempat viral, pemulung muda tersebut membaca Al Quran di emperan tokok begitu khusyuk.

Anda mungkin masih ingat, sosok pemulung yang menyempatkan diri baca Al Quran di emperan toko tersebuat bernama Muhammad Ghifari Akbar atau akrab disapa Akbar.

Dulu, viralnya sosok bernama Akbar membuat banyak orang tersentuh, termasuk Syekh Ali Jaber hingga anggota DPR RI ini.

Anggota DPR RI ini bahkan menjanjikan satu hal kepada Akbar hingga bakal mengangkatnya menjadi direktur.

Muhammad Ghifari Akbar (16), remaja yang tepergok sedang mengaji di emperan toko di kawasan Braga, Kota Bandung.

Selain bertahun-tahun menjadi pemulung, ia juga diketahui sudah ditinggal ibunya saat masih berusia delapan bulan.

Kisah remaja tersebut membuat Anggota DPR RI Dedi Mulyadi merasa terharu.

Dedi Mulyadi kemudian mengundang Akbar untuk datang ke rumahnya.

Akbar menjadi terkenal setelah foto mengenai dirinya viral di media sosial.

Dalam foto tersebut, Akbar terlihat tekun membaca Al Quran mengaji di emperan toko di kawasan Braga, Kota Bandung, Jawa Barat.

Kepada Dedi, Akbar menyatakan bahwa keinginannya saat ini adalah bertemu Ibunya yang meninggalkannya sejak dia masih kecil.

"Saya yakin, kamu akan bisa ketemu sama Ibu," kata Dedi kepada Akbar, Kamis (5/11/2020) malam.

Menurut Dedi, Akbar keluar dari rumah dengan berjalan kaki dari satu kota ke kota lainnya hanya untuk mencari Ibunya.

Selama itu, Akbar hidup dari memulung barang bekas yang dijualnya kepada pengepul di daerah yang dilaluinya.

"Uang yang didapat dari memulung, selain dipakai makan bareng pemulung lain, sisanya diberikan kepada pemulung lain yang membutuhkan," kata Dedi.

Meski demikian, Akbar tidak pernah lepas dari shalat lima waktu dan mengaji.

impian Akbar lainnya

Menurut Dedi, selain ingin bertemu dengan Ibunya, Akbar juga punya cita-cita mulia ingin mendirikan pondok pesantren sendiri pada suatu saat nanti.

Dedi pun menanggapi dan berjanji akan membantu Akbar untuk mulai menggapai cita-citanya.

“Sekarang kan dia ngajar ngaji sudah bisa, nanti bisa sambil ngajar ngaji anak-anak kecil, setelah itu saya juga mau datangkan kiai buat ngajar Akbar kitab kuning,” kata Dedi.

Selain ilmu agama, Dedi juga akan memfasilitasi Akbar untuk bisa mengambil paket belajar, agar bisa memiliki ijazah dan bisa kuliah di perguruan tinggi.

Dedi menduga Akbar cukup lama mengembara ke Jawa Tengah, meski saat ditanya, Akbar tidak tahu pasti berapa lama.

Sebab, dari logat bicaranyaAkbar sudah kental dengan logat Jawa.

“Iya mau Pak, mau ketemu sama Ibu,” kata Akbar sambil tertunduk menahan tangis.

Siap jadi guru hingga direktur

Akbar mengaku siap menerima ajakan Dedi untuk mengajar ngaji anak-anak sambil belajar mengaji kepada kyai.

Begitu juga dengan tawaran menjadi direktur bank sampah yang ada di kampung Dedi Mulyadi.

Akbar mengatakan bahwa dia tidak akan lagi kembali hidup di jalanan.

Namun, Akbar meminta waktu satu minggu untuk berkumpul bersama ayah dan keluarganya di Garut.

Halaman sebelumnya