Demi Konten Youtube Balita 3 Tahun Oleh Orangtuanya Dibuat Obesitas, Beratnya Kini 32Kg!

 Demi Konten Youtube Balita 3 Tahun Oleh Orangtuanya Dibuat Obesitas, Beratnya Kini 32Kg!
 Demi Konten Youtube Balita 3 Tahun Oleh Orangtuanya Dibuat Obesitas, Beratnya Kini 32Kg!
Berita menyedihkan datang dari seorang balita usia tiga tahun yang dikenal sebagai Youtuber.
Walau dirinya menjadi terkenal dan mendapatkan penghasilan banyak dari konten-kontennya, tapi itu semua tidak ada artinya dengan risiko kesehatan yang dialami, juga risiko di masa depannya.
Bayangkan saja, usia tiga tahun balita ini sudah memiliki berat badan 32Kg!
Ini tentu santat mengkhawatirkan, karena masuk dalam ketegori kasus obesitas yang parah.
Kita semua, khususnya orangtua, tentu tahu jika obesitas pada anak berisiko pada kesehatan.
Tidak main-main risikonya, anak bisa mengalami diabetes, sakit jantung, masalah tulang, bahkan perkembangannya bisa terhambat.
Selain itu, perkara yang sulit untuk mebuat seseorang obesitas menjadi normal. Apalagi pada anak.
Berat badannya bisa saja susut kembai dengan berbagai upaya, tapi penyait iutann dari obesitasnya bisa menetap, semisal diabetes, hipertensi, penyakit jantung, hingga masalah tulang.
Tapi lain lagi persepsi orangtua anak ini.
Bagi mereka anak balitanya yang sengaja mereka jadikan anak gemuk adalah konten. Konten adalah mesin uang!
Melansir Khanh Daily, melalui Eva.vn pada Selasa (25/8/2020), balita tersebut adalah Peggy. Dia kesohor didunia maya, khususnya Youtube. 
Ternyata Peggy menjadi obesitas karena ulah orangtuanya yang ingin mendapatan uang darinya.
Karena Peggy obesitas, channel Youtubenya menjadi viral.
Karenanya, mempunyai banyak pengikut dan penonton di setiap konten yang dibuat oleh kedua orangtuanya.
Dengan demikian, secara otomatis uang akan mengalir kepadanya.
Sejauh ini akun YouTube Peggy telah mengumpulkan sebanyak 5.157 pengikut, dan semuanya mendapatkan banyak tayangan.
Bahkan untuk satu video saja, bisa mendapatkan tayangan penonton hingga 556.000, dengan demikian orang tua Peggy untung besar.
Konten-konten yang dibuat orangtua Peggy itu lah yang membuat balita tiga tahun ini menjadi obesitas.
Selama 4-5 menit, Peggy yang disuguhi makanan dalam jumlah banyak, diminta makan-makanan yang sudah disediakan oleh orang tuanya di meja itu.
Kemudian, orang tuanya merekamnya dalam video pendek, kemudian mempostingnya di platform YouTube.
Dalam klip mukbang, melansir Intisari.id (26 Agustus 2020), Peggy duduk di depan meja makan raksasa yang sudak disediakan makanan oleh orang tuanya.
Setelah itu, dia dibiarkan untuk memakan hidangan itu sesuka hatinya tanpa bimbingan orang tuanya, semakin banyak semakin bagus.
Sebenarnya jika dilhat di video, makan makanan terhidang tersebut tidak disukai Peggy.
Aan tetapi orang tuanya berulang kali memajang makanan itu supaya dimakan oleh Peggy.
Makanan yang disedikana oleh orang tuanya banyak yang mengandung lemak jahat, dan mengandung gula.
Selain itu minuman yang disediakan juga minuman bersoda, dan minuman berkarbonasi tinggi.
Bahkan, di daftar makanan itu tertera sebaiknya tidak diberikan pada balita usia tiga tahun.
Karena hal tersebut sudah dilakuka berkali-kali pada Peggy, membuat tubuh Peggy membengkak dengan cepat, dan memiliki berat badan jauh melebihi anak-anak seumurannya.
Pada usia dua tahun saja Peggy sudah memiliki berat sekitar 25 kg, dan kemudian dalam 1 tahun berikutnya dia memiliki berat mencapai 32 kg.
Melihat Peggy makan-makanan tanpa kontrol yang didalangi orang tuanya sendiri, ternyata ada juga wargnet yang kesal dan marah bahkan menyebutnya sebagai eksploitasi anak.
Warganet bahkan tak canggung melebel orang tua Peggy menjadikan putrinya sebagai mesin uang, dan rela membuat anaknya makan-makanan yang tidak sehat.
Sedihnya mendapat kritikan pedas seperti itu, orang tuanya justru merasa tak bersalah.
Bahkan mereka mengatakan akan terus melakukannya sampai putrinya memiliki berat 50 kg.
Komunitas China berulang kali melaporkan akun tersebut, namun lembaga sosial dan hukum belum turun tangan untuk menyadarkan orang tua balita tersebut.






Sumber Artikel: