YouTube Al-Bahjah TV
Buya Yahya
Nama adalah doa sekaligus harapan bagi orang tersebut.
Setiap nama pastinya memiliki arti masing-masing.
Kadangkala, ketika anak mulai beranjak dewasa atau masih bayi, kerapkali orang tua menganti nama anaknya.
Terlebih biasanya pada anak yang sering sakit-sakitan saat kecil.
Hal itu masih banyak terjadi pada masyarakat Indonesia.
Namun sebenarnya bagaimana hukum mengganti nama anak menurut syariat Islam.
Menurut syariat Islam, bolehkah mengganti nama anak ini dilakukan..
Dalam sebuah kajian Buya Yahya menjelaskan hukumnya dalam kanal YouTube Al Bahjah TV yang dikutip Bangkapos.com pada Sabtu (22/1/2022).
Buya Yahya menerangkan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam memang memberikan anjuran untuk mengubah nama anak jika terasa tidak pantas atau maknanya kurang bagus.
"Contoh namanya pahit kan enggak enak, gantilah yang manis, yang bagus, jadi dianjurkan memberi nama dari yang baik," jelas Buya Yahya,
Buya Yahya mengatakan nama yang bagus tidak harus memakai bahasa Arab.
Menurut Buya Yahya, hal yang terpenting adalah nama harus mengandung dua unsur, yakni makna yang baik dan tersambung dengan orang yang bersikap baik pula.
"Contoh Anda memberi nama Salman, beri nama anak namanya Salman, atau Anda memberi nama yang lainnya nama Muhammad, kemudian kita tahu maknanya baik lalu kita sambungkan dengan orang mulia, Salman Al Farisi. Seperti itu, maka boleh," jelas Buya Yahya.
Jadi kesimpulannya adalah dalam syariat Islam memperbolehkan seseorang mengganti nama anak jika nama tersebut mengandung kemudaratan.
Hal ini juga dijelaskan dalam kitab 'Tanwirul Qulub' yang berbunyi:
"Mengubah nama-nama yang haram itu hukumnya wajib, dan nama-nama yang makruh hukumnya sunah." (Syekh M Amin Al-Kurdi, Tanwirul Qulub, [Beirut, Darul Fikr: 1994 M/1414 H], halaman 234)
Pantang Suami atau Istri Lakukan Ini, Tidak Akan Mendapatkan Keberkahan Hidup
Dalam sebuah ceramah Buya Yahya menjelaskan ada hal yang membuat hidup tidak berkah.
Meskipun banyak melakukan kebaikan, tetapi kalau melakukan ini menjadikan hidup pasangan suami istri tidak berkah.
Padahal setiap umat manusia selalu ingin mendapatkan keberkahan dalam hidup.
Berikut penjelasan Buya Yahya dalam kanal YouTube Al-Bahjah TV yang diunggah pada 1 Juni 2019 lalu.
Buya Yahya menyarankan agar jangan menjadikan pernikahan sebagai penghalang keberkahan dalam hidup.
Tidak berkahnya hidup yang dimaksud bukan disebabkan oleh pernikahan.
Melainkan karena apa yang dilakukan oleh suami atau istri.
Maka jangan sampai ini menjadi suatu hal yang biasa di masyarakat.
"Ada dalam pernikahan itu Masya Allah, ada seorang istri mau berbuat baik kepada bapak ibunya, suaminya melarang," Sebut Buya Yahya.
Maka kata Buya Yahya tidak mendapatkan keberkahan hidup suami tersebut.
Begitu juga sebaliknya, istri jangan sampai halangi suami yang ingin berbakti kepada orangtuanya.
"Ada seorang suami mau berbuat baik kepada bapak ibunya, istrinya cemberut enggak habis-habis, Naudzubillah," kata Buya Yahya.
Oleh karena itu, jangan halangi pasangan yang ingin berbuat baik kepada orangtuanya.
Model pasangan suami istri yang terbaik adalah yang selalu mendukung untuk selalu berbuat baik kepada orangtua masing-masing.
Serta perlu diluruskan bahwa bukan berarti setelah menikah kemudian boleh melupakan orangtua, tidak peduli dengan mereka hingga memutus tali silaturahim.
"Jangan seperti itu anda, kalaupun anda termasuk golongan orang semacam itu, tobat hari ini jika ingin berkah hidupmu," pesan Buya Yahya.
(Bangkapos.com/Widodo)
Halaman sebelumnya